Tuesday, May 1, 2012

#SepenggalSelasa - Kita Bicara Tentang Menyelesaikan Perjalanan


Belakangan ini saya sangat menghargai quality time yang bisa saya habiskan bersama dengan keluarga maupun teman-teman saya. Maklum, saya sekarang telah terikat jam kantor dan sulit berinteraksi dengan banyak orang selain rekan-rekan di kantor sehingga waktu-waktu bersama keluarga dan teman-teman lain menjadi amat berharga buat saya.

Beberapa pertemuan banyak diisi oleh kisah-kisah menyenangkan yang membuat saya lupa dengan lelahnya pekerjaan kantor, beberapa diisi oleh curahan hati  yang membuat saya tenggelam dalam ceritanya. Banyak kisah yang membuat saya larut dan belajar sebuah pengalaman seseorang.

Dalam suatu malam, seorang teman bercerita mengenai pengalamannya ketika menumpangi sebuah angkutan umum. Ia menjadi penumpang setia sebuah kendaraan umum untuk membantunya tiba di kantor maupun ketika ia beranjak pulang ke rumah. Hari-harinya memang dipenuhi dengan kemacetan Jakarta di dalam sebuah angkutan umum.

Pernah suatu kali ia merasakan kejanggalan dalam angkutan umum yang ia tumpangi saat itu. Seringkali supir harus turun dari kendaraan untuk menyiram ban depannya. Setelah beberapa kali dilakukan, teman saya memberanikan diri untuk bertanya, dan ternyata hal tersebut dilakukan karena ban depan dari angkutan umum tersebut panas. Tekanan udara di dalam ban yang tidak kondusif dengan  kondisi suhu di luar yang cukup panas dapat menyebabkan ban dapat meletus setiap saat. Oleh sebab itu supir harus rela keluar dari kendaraan untuk beberapa kali menyiram ban agar suhu tetap stabil.

Teman saya sempat berpikir, mengapa tak dikeluarkan saja semua penumpang dan pindahkan ke kendaraan lain yang mempunyai tujuan yang sama? Bukankah hal tersebut akan membuat supir lebih leluasa untuk melihat kendaraannya secara menyeluruh? Bukankah dengan kondisi tersebut supir menjadi tidak was was akan kendaraannya?

Sambil mengerenyitkan alis mata, teman saya mengemukakan sebuah insight menarik bagi saya atas kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa dalam sebuah kehidupan seringkali kita harus berhadapan dengan 'ban panas'. Kita harus rela beberapa kali berhenti dan menyiram 'ban panas' tersebut. Mudah saja sebenarnya untuk menyerah dan menurunkan muatan. Namun, satu hal yang patut digarisbawahi: apakah kemudian kita menyelesaikan perjalanan kita?

Supir tersebut dapat saja dengan mudah memindahkan penumpang ke kendaraan lainnya yang memiliki arah tujuan yang sama. Namun jika ia melakukan hal tersebut, ia tidak menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Ia tidak mencapai sebuah akhir dalam perjalanannya. Ia menyerah di tengah jalan hanya karena sebuah ban yang panas.

Apa 'ban panas' yang sedang kau alami sekarang? Mulai lelah dengan kehidupanmu? Tugas yang tak kunjung selesai? Tuntutan yang semakin besar? Tanggung jawab - tanggung jawab yang menumpuk untuk diselesaikan? Masalah relasi yang tak kunjung usai?

Jangan lupakan satu hal: turunlah dan siram ban panasmu.

Mungkin butuh waktu yang lebih lama untuk tiba di tempat tujuan. Mungkin butuh usaha yang ekstra untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun satu hal yang pasti, kau menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kau menyentuh garis finish dan usahamu tak pernah sia-sia.

Even in the worst condition, there's always a way to catch up the finish line.

All you have to do is just stop. Stabilize your hot tires. And move again.

Maybe need more time to reach the goal, but one thing you need to realize: you've done your job when there's opportunity to give up.

Selesaikan perjalananmu. Dan kau akan membuat sebuah kisah baru dalam sebuah panggung kehidupan.


No comments:

Post a Comment