Tuesday, May 29, 2012

Sebuah Pita Ungu

Sebuah tulisan untuk memperingati hari jadi Psikologi ke 20. Sebuah tulisan untuk duapuluhpsikologi.wordpress.com.

 A wise man said that God has a million ways to create some happiness in our life, even in the smallest way that we can realize. I am not a wise man, but deep in my heart, I believe…

Sebuah hal kecil yang membuat saya bahagia adalah pita ungu. Apa istimewanya sebuah pita ungu? Mari saya jelaskan.

Saya adalah seorang biasa yang lulus dari sekolah biasa. Saya bukan seorang lulusan dengan nilai terbaik, bahkan saya tidak menyandang gelar apapun saat masuk ke jenjang kuliah. Bagaimana tidak, bahkan organisasi sekolah pun enggan saya geluti karena merasa tak ada faedahnya buat saya.

Saya benar-benar bukan siapa-siapa.

Psikologi Atma Jaya menjadi tempat persinggahan saya selanjutnya. Bermodal nekat menjalani psikotes gelombang pertama menghasilkan kejutan bagi saya: saya gagal. Tidak tertera nama saya di papan pengumungan penerimaan mahasiswa baru gelombang pertama. Ya, nama saya tidak ada. Saya gagal. Saya tidak diterima. Psikologi Atma Jaya menolak saya.

Tidak ada penjelasan. Tidak ada pemberitahuan. Harapan saya hampir kandas ketika itu. Apakah seorang biasa memang tak bisa berada di tempat luar biasa? Tempat dimana banyak orang bercerita mengenai betapa istimewanya berada di kalangan fakultas tenar di Atma Jaya. Saya benar-benar hampir putus asa.

Namun beruntung bagi saya karena di kesempatan kedua saya melihat nama saya tertera di papan pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Saya berhasil diterima. Nama saya menjadi bagian dalam keluarga besar psikologi Atma Jaya . Ya, fakultas Psikologi Unika Atma Jaya. Saya memang tak ingat apa yang saya lakukan untuk mengekspresikan rasa gembira saya, namun jelas saya tak bisa lupa rasa bahagianya. Rasa yang saya rasakan hingga sekarang.

Psikologi itu identik dengan warna ungu. Awalnya menjijikan bagi saya mengetahui hal tersebut. Isu beredar bahwa ungu bukanlah warna idaman. Ungu itu warna janda. Warna yang tidak menarik perhatian sama sekali. Warna yang menjadi bahan cemooh banyak orang. Betapa malunya saya ketika ternyata selama masa bimbingan di psikologi, saya diharuskan mengikat sebuah pita ungu di tangan saya yang membuktikan saya adalah mahasiswa baru dalam keluarga psikologi.

Saya bukan janda! Saya juga tidak menjalin hubungan dengan seorang janda. Ibu saya bukan janda. Mengapa harus pita ungu yang terikat di tangan saya setiap harinya? Memalukan. Sebisa mungkin saya menyembunyikan tangan saya yang terikat pita ungu. Saya tak mau dianggap janda. Saya tak mau membanggakan hal yang memalukan.

Butuh waktu satu tahun untuk merubah paradigma itu. Memutarbalikkan fakta bahwa tak ada warna janda. Ungu punya representasi artinya sendiri. Ungu itu artinya setia. Satu-satunya warna yang merepresentasikan kesetiaan. Warna yang menunjukkan sebuah ikatan kebersamaan. Setia.

Malu rasanya sempat berada pada pemahaman yang salah akan sebuah warna. Hingga sekarang, saya menyadari satu hal bahwa kebahagiaan saya sebenarnya dimulai ketika saya mengikatkan tangan saya dengan sebuah pita ungu. Saat dimana saya berada di jenjang awal dunia baru di kehidupan saya. Psikologi, yang hingga kini menjadi pijakan yang tak pernah saya sesali. Dengan segala cerita selama empat setengah tahun, saya merasa puas mengikatkan diri pada kesetiaan yang membuat saya belajar.

Satu fase kehidupan kembali dijejaki. Cerita-cerita yang berjalan bersama, kembali saya pelajari. Hingga kini saya tak lagi menyesal dan malu akan pita ungu yang terikat di tangan saya. Bagi saya makna yang terkandung di dalamnya amat kuat. Sebuah kesetiaan yang terbukti dari kebersamaan. Sebuah trademark yang selalu kami junjung tinggi, bahwa psikologi gak pernah misah-misah.

Ya, hingga kini kebahagiaan itu masih terpancar di sebuah pita ungu yang masih terikat ini. Bukan lagi di tangan, tetapi di hati. Saya bangga pernah berada di keluarga besar yang mengajarkan saya mengenai kesetiaan ini. Selamat ulang tahun Psikologi. Kesetiaanmu akan selalu ada dan teruji bagi kami. Terus sinari warna ungu-mu tanpa malu, dan teruslah setia.

Always be a little happiness for us.


No comments:

Post a Comment