Tuesday, February 28, 2012

#SepenggalSelasa


            Ini adalah kali kedua saya tertegun di tengah fajar merenungkan makna dari sebuah kehidupan. Film berjudul “Tuesday With Morrie” membawa pertanyaan penting yang hampir saya lupakan hari-hari ini: Bagaimana kita mencintai sebuah kehidupan?
            Tidak lagi tersisa rasa kantuk malam ini. Morrie berhasil membius saya untuk kedua kalinya untuk merenungkan apa yang telah saya perbuat selama ini. Sekitar setahun yang lalu, secara tidak sengaja saya memutar film ini dalam laptop saya. File film ini telah lama berada dalam harddisk  internal laptop saya, namun saya belum menemukan waktu yang tepat untuk dapat menontonnya. Sebuah kebetulan memanggil saya untuk memutar film tersebut. Film yang membuat mata saya nanar dalam sebuah keajaiban cerita. Bukan. Itu bukan cerita. Film itu mengisahkan tentang kehidupan.
            Sekitar empat tahun yang lalu, saya membeli sebuah buku dengan tagline yang cukup memikat keingintahuan saya untuk membaca. Tulisannya begini, “Selasa Bersama Morrie: Pelajaran Tentang Makna Hidup.” Sebuah cerita non-novel. Bukan pula mengenai fiksi. Buku itu berisi makalah. Makalah tentang pelajaran kehidupan. Tepat seperti tertuang dalam alunan gambar cerita yang saya tonton di laptop saya.
            Morrie adalah seorang professor pengajar yang tanpa diketahuinya, mengidap sebuah penyakit langka yang tidak ada obatnya hingga sekarang, Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), sebuah penyakit yang tak kenal ampun, yang menyerang sistem saraf, yang menggerogoti penderitanya hingga lumpuh perlahan sampai akhirnya meninggal. Belum ada dokter maupun penguji yang berhasil menemukan obat penyakit ini. Berapa lama waktunya tertinggal? Tidak ada yang tahu. Nyawa Morrie bisa terenggut kapan saja. Ya, kapan saja tergantung pada kecepatan penyakit itu memakan habis saraf dalam tubuh Morrie.
“Once you learn how to die, you learn how to live.”
Sepatah kata Morrie yang menjadi alasan mengapa penulis buku tersebut, Mitch Albom menyelesaikan makalah akhirnya yang disusun dari percakapan setiap selasa dengan professornya tersebut. Setiap hari selasa Mitch mendatangi sang professor yang kemudian membawa mereka kepada pembicaraan penuh dengan makna kehidupan. Mitch menganggap hal tersebut sebagai sesi kuliah baginya.
            Dengan caranya sendiri Morrie juga memberi sesi kuliah pada saya. Masih dengan tema yang sama, makna kehidupan. Kita bisa belajar banyak hal tentang kehidupan dari semua hal, bukan? Bagi saya pemutaran film ini adalah dua SKS yang saya pelajari dari Morrie. Ia tidak mengajar hal lain kepada saya selain tentang kehidupan. Itu topik favoritnya. Dan saya dibuat tak bisa tidur memikirkan tentang materi yang telah ia bawakan.
            Satu tahun berselang, saya kembali tertegun setelah mendengar kuliah kehidupan yang Morrie bawakan. Topik yang ia pilih sama, materi yang dibawakan pun sama. Durasi kuliahnya juga tidak berbeda dari setahun kemarin. Morrie kembali berhasil membawa saya pada pemikiran tentang kehidupan. Keluarga, cinta, rasa takut, harapan, hidup, kematian. Sebuah kebetulan membawa saya satu tahap lebih dalam mengenai makna keberadaan saya di sini.
            “Tuesday With Morrie” memberi inspirasi bagi saya untuk menggali makna hidup sedikit lebih dalam dari yang sebagaimana saya lakukan biasanya. Begitu banyak materi kuliah Morrie yang bisa saya terapkan dan gali lebih dalam di hari-hari kehidupan saya. Morrie membuat saya belajar bahwa pelajaran tentang kehidupan tidak hanya didapat ketika umurmu mendekati kematian. Pelajaran tentang kehidupan tersebar di hari-hari kita, bahkan di kejadian yang paling sederhana sekalipun, kita bisa belajar tentang kehidupan. Hanya ketika kita bisa mengerti tentang makna hiduplah, kita bisa merasa hidup.
            Ini adalah project pertama di blog baru saya: #SepenggalSelasa. “Kita ini manusia selasa” kata Morrie, dan saya setuju. Jika pernah ada sebuah pengalaman hebat, sebuah pelajaran tentang kehidupan, yang diceritakan pada hari selasa, mengapa saya harus mencari hal yang berbeda? Saya akan menulis pengalaman serta pemaknaan terhadap kehidupan dalam #SepenggalSelasa, yang akan saya bawakan setiap hari selasa.
            Saya belum sepintar ataupun sebijak Anda, coach Morrie. Namun, semua hal ini adalah hasil inspirasi dari Anda, kebijaksaan serta ketekunan Anda dalam menggali kehidupan. Semoga tulisan demi tulisan saya dapat membawa setiap orang menjadi lebih baik, seperti yang pernah Anda lakukan terhadap saya secara tidak langsung.
Thanks, Coach.

No comments:

Post a Comment